Pembukaan dan Surveillance Sertifikasi ISO 21001: 2018 untuk Top Management dan Fakultas Tarbiyah UIN Syekh Wasil Kediri

Senin, 4 Agustus 2025, bertempat di Aula Gedung Pendidikan Terpadu (GPT) UIN Syekh Wasil Kediri, dilaksanakan pembukaan surveillance ISO 21001: 2018. ISO ini bertujuan mengecek kesesuaian antara data lapangan dengan standar yang ditetapkan kampus mengenai manajemen pendidikan.

Dalam sambutannya, rektor, Wahidul Anam, menyatakan bahwa surveillance ini harus disambut dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Selain menilai data tahun 2025, juga akan mengonfirmasi hasil tindak lanjut atas temuan ISO tahun 2024 lalu. 

Hari ini akan dilakukan surveillance pada top management (rektor; wakil rektor; biro; administrasi umum, akademik, kepegawaian, perencana, dan keuangan; serta lembaga penjaminan mutu) dan Fakultas Tarbiyah. Hari Selasa, 5 Agustus 2025, surveillance dilakukan di Fakultas Syariah dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Rabu, 6 Agustus 2025, yang disasar adalah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dan International Office and Partnership (IOP). Sedangkan Kamis, 7 Agustus 2025, dilakukan ekspos hasil surveillance dan penutupan.

Sambutan selanjutnya sekaligus pembukaan disampaikan oleh Boedi Prasetyo Minarto, ketua auditor ISO dari British Standard Institution (BSI). Anggota auditor yang turut hadir adalah Doto Kholil. Beliau menyampaikan ada beberapa perubahan dalam instrumen ini. Misalnya klausul 4 dan 6 yang memuat tentang perubahan iklim (climate change). Bagaimana kampus merespon isu perubahan iklim? Apa yang sudah dilakukan kampus untuk lebih ramah lingkungan? Apa upaya untuk memasukkan tema ini dalam pembahasan kampus, dll. Perubahan nama instansi dan lingkup audit juga disesuaikan pada kegiatan kali ini.

Metode yang digunakan dalam surveillance ini adalah mengonfirmasi sumber informasi yang didapatkan dari sampling bukti, mendiskusikan, dan menentukan kategori temuannya jika ada. Kategori Sesuai (conformance), tidak sesuai (non-conformance, terdiri dari ketidaksesuaian minor dan mayor), observation (OB), dan opportunity for improvement (OFI). 

Setelah pembukaan, acara inti dimulai. Pak Boedi mengases top management, sedangkan Pak Doto mengases Fakultas Tarbiyah. Untuk top management, diskusi seputar perubahan apa saja yang terjadi selama satu tahun terakhir, jumlah mahasiswa baru, ketersediaan beasiswa, dan penghargaan internasional yang diraih kampus. Perumusan renstra berdasarkan analisis SWOT juga menjadi perhatian. Pedoman penyusunan SOP dan form monitoring SOP perlu dilengkapi akar masalah dan target penyelesaiannya. Temuan tahun lalu harus diperbaiki untuk semua aspek yang dinilai, bukan hanya kasuistik pada poin yang ditemukan saja.

Sementara itu di Fakultas Tarbiyah Pak Doto Kholil juga memberikan terkait implementasi sistem manajemen organisasi pendidikan. Masukan ini disampaikan dalam sesi evaluasi untuk penyempurnaan pada beberapa aspek, terutama terkait target capaian yang dipaparkan dalam dokumen fakultas. Terutama bagian target sasaran perlu diperbaiki agar lebih terukur dan sesuai standar. Selain itu, asesor juga menekankan bahwa setiap program studi wajib menetapkan ketercapaian periode berdasarkan tahun akademik, sehingga pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan lebih efektif. Terkait sistem penilaian, asesor menilai penggunaan nilai alternatif sebesar 25% cukup riskan karena berpotensi mengandung unsur subjektivitas. Oleh karena itu, diperlukan kajian ulang untuk meminimalkan potensi ketidaktepatan dalam penilaian.

Dalam hal kalibrasi soal, asesor menyarankan agar proses kalibrasi ditandatangani dan dinilai oleh ketua rumpun ilmu, mengingat posisi tersebut memiliki pemahaman mendalam terhadap bidang keilmuan. Selain itu, kalibrasi soal juga perlu menambahkan kriteria kelayakan agar mutu asesmen lebih terjamin. Tidak kalah penting, asesor juga menyoroti laporan relevansi lulusan yang harus diperjelas pengukurannya sehingga dapat menjadi indikator yang valid dalam mengevaluasi kesesuaian lulusan dengan kebutuhan dunia kerja.

Berita Lainnya